mudah sekali kalimat integritas itu di ucapkan dan dilontarkan namun untuk menjalankannya tidak semudah di ucapkan.....
Kira-kira apa sebenarnya integritas itu, Menurut bahasa integritas merupakan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Kualitas kepribadian seseorang berbanding lurus dengan integritas dirinya.
Seseorang yang memiliki visi besar tanpa integritas, maka visi tersebut hanya sekadar retorika belaka, tidak akan pernah tereksekusi untuk diwujudkan
Seorang guru atau motivator dalam setiap kata yang diucapkannya bisa terasa sangat hambar, tidak terasa pengaruhnya bagi yang mendengarkan jika semua yang dikatakannya ternyata belum pernah dilakukannya.
istilahnya kalo dalam bahasa jawa adalah " Jarkoni " ( iso ujar tapi ora iso nglakoni)
Orang tua dalam mendidik anak-anaknya kadang mengalami kesulitan....., hal ini mungkin permasalahannya ialah orang tua tersebut belum pernah memberikan teladan terlebih dahulu kepada anak sehingga anak belum melihat teladan yang baik dari orang tua.....
Anak akan melihat orang tua hanya bisa bicara saja, sedangkan dirinya sendiri tidak melakukannya. Maka ada kemungkinan anak tersebut memandang orang tuanya kurang berwibawa.......dalam hal ini integritas dapat dikatakan juga sebagai wibawa.
Sebagai contoh: orang tua berusaha mendidik anak agar dapat makan di meja makan, padahal dia sendiri makan sesuka hatinya terkadang di meja makan, di depan tv, atau bahkan di kamar.
Seorang motivator meminta kepada orang yang diberi motivasi untuk bertindak jujur, berperilaku yang baik, menjaga sikap, menjaga wibawa, menjaga ucapan dan harga dirinya, atau menjalankan pekerjaan dengan sepenuh hati tetap fokus pada pekerjaan, namun actualnya seorang motivator tersebut malah bertindak sebaliknya....maka motivasi yang diberikan tidak bisa mengenai sasaran. dan situasi menjadi kurang kondusif... muncul rasa saling tidak percaya sehingga motivasi yang diberikan menjadi sia-sia dan tidak mengenai sasaran.......
Sekali saja diri kita merusak integritas maka godaan untuk terus melakukan praktik perusakan integritas akan terus berlanjut, dikarenakan kita akan memberikan kompromi sedikit demi sedikit kepada diri yang akan berdampak semakin buruk kepada integritas diri kedepannya.....memang melihat kelemahan orang lain lebih mudah dari pada melihat kelemahan dari diri sendiri.
Didalam suatu organisasi kecil misalnya apabila anggota komunitasnya sulit diatur atau diarahkan, biasanya pemimpinnya sudah memberikan contoh terlebih dahulu untuk sulit diatur dan diarahkan. Dalam mengarahkan sesuatu, kita bukan hanya sebagai pengamat, memberikan komentar saja namun perlu juga lepaskan baju sebagai pengamat untuk terjun membantu apa yang menjadi kesulitan dalam team.
Jika kita meyakini hukum sebab akibat tersebut maka dengan sendirinya kita terdorong untuk terus-menerus memperbaiki diri sendiri dahulu sebelum memimpin, mendidik, mengarahkan ataupun memberikan motivasi kepada orang lain.
Teringat perkataan seseorang tokoh yang menjadi sangat logis yaitu prinsip 3M:
prinsip yang pertama adalah Mulai dari diri sendiri,
prinsip yang kedua adalah Mulai dari Hal yang kecil,
prinsip selanjutnya adalah Mulai dari sekarang.
Dapat disimpulkan dengan menjaga integritas diri, maka kita akan dapat memberikan dampak bagi orang lain. Memperbaiki dari hal yang kecil, yaitu diri sendiri maka dapat memberikan teladan bagi lingkungan sekitar kita. Dimulai dari lingkungan yang kecil, yaitu keluarga akan dapat memberikan teladan bagi lingkungan yang lebih besar, yakni masyarakat. Lingkungan masyarakat dapat memberikan teladan bagi lingkungan aktivitas sehari-hari kita seperti tempat kita kerja.
Sistem perbaikan akan terus bergerak seperti itu untuk saling memberikan teladan sampai kepada tataran yang terbesar dalam organisasi kita. Maka jika proses ini berjalan dengan baik, akan menjadi semakin nyata terlihat kemajuan.
Mari kita bersama-sama saling menjaga integritas diri agar saling memberikan teladan yang baik kepada lingkungan sekitar kita, lingkungan pekerjaan kita, Lingkungan organisasi kita menuju tujuan ataupun goal-goal yang harus kita capai bersama-sama.
Karena setiap dari kita adalah Pemimpin minimal bagi diri kita sendiri. Walaupun kita tidak harus punya jabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar