<<<back Home next>>>
Pada suatu hari yang cerah, seorang Saudagar tua sedang berjalan-jalan disekitar rumahnya yang megah bak istana. Ketika sampai didekat pintu gerbang, ia mendapati seorang anak muda berbadan tegap dan berwajah tampan sedang duduk murung disitu. Sebentar-sebentar pemuda berbaju lusuh itu menghela nafas dalam-dalam.
Pada suatu hari yang cerah, seorang Saudagar tua sedang berjalan-jalan disekitar rumahnya yang megah bak istana. Ketika sampai didekat pintu gerbang, ia mendapati seorang anak muda berbadan tegap dan berwajah tampan sedang duduk murung disitu. Sebentar-sebentar pemuda berbaju lusuh itu menghela nafas dalam-dalam.
Melihat Saudagar tua hendak mendekat, pemuda itu menundukkan kepalanya menahan malu. Saudagar tua penasaran, apa gerangan yang membuat si pemuda tampak lesu dan rendah diri.
"Pagi ini cuaca begitu cerah, udara begitu segar dan burung bernyanyi dimana-mana. Lihat betapa indahnya dunia ini. Tapi mengapa engkau tampak murung? apakah kamu sedang ditimpa kemalangan?
sambil menggelengkan kepala, pemuda itu menjawab, "Tuan bagiku pagi ini sama saja dengan hari-hari kemarin. Membosankan dan menyedihkan. Bagaimana tidak? saya ini orang miskin dan nasibku selalu jelek. Rumah tidak punya, pekerjaan tidak punya, untuk makan pun saya kesulitan. Bagaimana saya tidak boleh murung?"
mendengan ratapan anak muda itu, si saudagar tua tersenyum bijak, "Hem...., seharusnya kau tidak perlu bermuram durja seperti itu. Justru kau harus gembira karena sesungguhnya kau sangat kaya..."
Pemuda itu terhentak, "Apa Tuan Bilang? Saya ini sangat kaya? Tolong Tuan jangan permainkan saya!" ujar si pemuda kesal.
"Ha...ha...ha...Jangan marah dulu. Akan kubuktikan sesungguhnya kau kaya raya", ungkap saudagar tua. "Jawab pertanyaanku...jika aku bayar 10 juta rupiah, maukah kau memberikan 1 tanganmu kepadaku, dan besok kamu hanya punya 1 tangan?
"Saya tidak mau...!" jawab si pemuda tegas. Nanti kalo saya sulit untuk mengambil sesuatu waktu kerja!
"Baik. Aku naikkan penawaranku. Jika aku bayar lagi 20 juta rupiah , maukah kau memberikan 1 mata mu kepada saya dan besok kamu hanya punya 1 mata?"
"Tidak mau...masak saya hanya punya satu mata? saya tidak mau, Bagaimana nanti saya bisa melihat mana yang benar dan mana yang salah..!!
"Jika aku tambahkan lagi 30 juta rupiah, maukah kau memberikan 1 kaki mu kepada saya sehingga besok kamu hanya punya 1 kaki?
" Saya tidak mau...!!!" Masak saya tidak bisa jalan, bagaimana nanti saya bisa bekerja dengan cepat??
" Hebat....Aku tambah lagi. Sekarang aku bayar 40 juta rupiah ! nah, Maukah kau menukar kebijaksanaanmu dan besok kamu berubah menjadi orang bodoh dan idiot?"
" Tidak mau...! Buat apa hidup kalau tidak punya otak? Tidak!"
Saudagar tua tampak semakin tertantang untuk memberikan kebijaksanaannya. "Baiklah, ini penawaran terakhir. dari semua jumlah yang aku tawarkan tadi, aku tambahkan 50 juta rupiah !Dan....maukah kau menukarkan nuranimu sehingga besok kau boleh mulai menipu dan membunuh orang sesuka hatimu?"
" Tidak mau....!! tuan. Saya bukan orang seperti itu. Saya masih punya harga diri dan hati nurani. Saya juga masih ingin punya mata, tangan, kaki dan otak, saya tidak mungkin menerima tawaran tuan. Tidak......sekali lagi tidak....!!Pekik pemuda itu.
"nah, anak muda....aku sudah menawarkan kapadamu total 150 juta rupiah ! Itu jumlah yang sangat-sangat besar. Tetapi, tetap saja tidak satu pun dari dirimu yang bisa aku beli. Berarti, apa yang kau miliki dan tidak mau kau jual tadi pasti merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya. Sesungguhnya kekayaan yang melekat pada dirimu memang nilainya jauh lebih dari 150 juta rupiah . Itulah modal dan kekayaanmu yang sesungguhnya.
Aku sudah buktikan bukan, bahwa kau memang kaya. Maka mulai saat ini juga, berhenti meratapi nasib dan mulailah berusaha!" kata sudagar tua.
Aku sudah buktikan bukan, bahwa kau memang kaya. Maka mulai saat ini juga, berhenti meratapi nasib dan mulailah berusaha!" kata sudagar tua.
Mendengar nasehat tersebut, anak muda tadi seketika tersadar. Ia pun segera bangkit dan berucap, "Tuan, terima kasih atas penawaran kebijakanmu. Berapa pun yang Tuan tawarkan, saya memang tidak akan mau menukar apa pun yang Tuan tawarkan, saya memang tidak akan mau menukar apa pun yang saya miliki.
Saya sungguh malu dan menyesal telah menyia-yiakan masa muda saya dengan selalu murung, menyesali nasib dan malas berusaha.
Sekarang saya sadar, ternyata saya bukanlah orang miskin. saya punya modal cukup. Saya berjanji untuk mempertahankan modal ini, tidak mengeluh lagi, tidak menyesali nasib dan akan rajin berusaha untuk menambah kekayaan dan kualitas hidup saya. Sekali lagi terima kasih tuan!!" dan anak muda itu segera bergegas pergi untuk memulai lembaran hidup baru.
Saya sungguh malu dan menyesal telah menyia-yiakan masa muda saya dengan selalu murung, menyesali nasib dan malas berusaha.
Sekarang saya sadar, ternyata saya bukanlah orang miskin. saya punya modal cukup. Saya berjanji untuk mempertahankan modal ini, tidak mengeluh lagi, tidak menyesali nasib dan akan rajin berusaha untuk menambah kekayaan dan kualitas hidup saya. Sekali lagi terima kasih tuan!!" dan anak muda itu segera bergegas pergi untuk memulai lembaran hidup baru.
Pembaca yang budiman,
Kisah diatas mengandung makna yang sangat dalam dan pantas untuk ditularkan kepada semua orang. benar bahwa dibandingkan dengan harta kekayaan, berapapun itu besarnya, maka potensi diri dan kehidupan kita saat ini tentulah memiliki nilai yang jauh lebih berharga.
Sebab, selama kita masih mempunyai kehidupan, punya akal budi, kebijaksanaan, tubuh yang sehat dan hati nurani yang bersih maka apa pun yang kita inginkan suatu hari nanti pasti dapat kita raih. Asal kita mau bekerja keras dan berjuang dengan sepenuh hati untuk mencapainya.
Seperti kata pemikir besar William James,
"Manusia dapat mengubah seluruh kehidupannya dengan cara mengubah pola pikir dan sikap mentalnya".
Jika kita mau dan mampu mengubah pola pikir, maka peluang mengubah kehidupan akan terbuka lebar. karena pada hakekatnya, setiap manusia berhak menikmati hidup kaya, sehat, tentram, bermartabat dan bahagia.
"Manusia dapat mengubah seluruh kehidupannya dengan cara mengubah pola pikir dan sikap mentalnya".
Jika kita mau dan mampu mengubah pola pikir, maka peluang mengubah kehidupan akan terbuka lebar. karena pada hakekatnya, setiap manusia berhak menikmati hidup kaya, sehat, tentram, bermartabat dan bahagia.
Dalam pandangan kita , kemiskinan material sesungguhnya berasal dari kemiskinan mental. Jika kehidupan kita setiap hari hanya diisi dengan mengerutu, murung, menyesali nasib, apatis, pesimistis, malas, Menyalahkan orang lain dan sikap negatif lainnya, jelas kita telah mengidap penyakit miskin mental.
Siapa pun yang terjangkit penyakit miskin mental ini, sudah pasti dia akan sulit mengubah hasil kerjanya menjadi lebih baik.
Siapa pun yang terjangkit penyakit miskin mental ini, sudah pasti dia akan sulit mengubah hasil kerjanya menjadi lebih baik.
oleh sebab dengan modal kekayaan yang kita miliki saat ini, marilah kita berikan hasil dan kualitas kerja yang lebih maksimal.
"Modal yang ada dalam diri kita itulah kekayaan yang sejati. Jika kita mengabaikan modal itu dan hidup terpuruk, maka salah besar kalau kita salahkan nasib. Apalagi menganggap Tuhan tidak adil. Jadi, jangan sia-siakan waktu kita hanya untuk bekeluh kesah dan meratapi nasib dan kualitas kerja yang jelek.
Perubahan nasib dan kualitas kerja ada ditangan kita sendiri. yang pasti, tuhan akan memberikan jalan kepada mereka yang berjuang keras untuk memperbaikinya."
<<<back Home next>>>
Baca Artikel Motivasi lain klik di sini atau Baca Kumpulan Artikel Motivasi
<<<back Home next>>>
Baca Artikel Motivasi lain klik di sini atau Baca Kumpulan Artikel Motivasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar