<<<back Home next>>>
Alkisah, di sebuah desa, tinggallah seorang pemudi yang ingin pergi ke kota untuk mengubah nasib, karena di desanya peluang utk mendapatkan pekerjaan cukup sulit. Menjelang keberangkatan, muncul di hatinya perasaan takut, cemas, dan ragu. Untuk memantapkan tekadnya, pergilah sang pemudi ini menghadap sesepuh marga atau panitua di desa untuk meminta petunjuk, memohon restu, sekaligus berpamitan. Mendengar niat pemudi ini, sang sesepuh dengan gembira berkata: “Anakku, rahasia kehidupan ini hanya terdiri dari enam kata. Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal kepergianmu. Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata yang artinya Jangan Pernah Takut! Don’t be afraid!
Alkisah, di sebuah desa, tinggallah seorang pemudi yang ingin pergi ke kota untuk mengubah nasib, karena di desanya peluang utk mendapatkan pekerjaan cukup sulit. Menjelang keberangkatan, muncul di hatinya perasaan takut, cemas, dan ragu. Untuk memantapkan tekadnya, pergilah sang pemudi ini menghadap sesepuh marga atau panitua di desa untuk meminta petunjuk, memohon restu, sekaligus berpamitan. Mendengar niat pemudi ini, sang sesepuh dengan gembira berkata: “Anakku, rahasia kehidupan ini hanya terdiri dari enam kata. Dan hari ini aku berikan setengahnya dulu sebagai bekal kepergianmu. Lalu sang sesepuh menuliskan tiga kata yang artinya Jangan Pernah Takut! Don’t be afraid!
Waktu terus berjalan. Pemudi ini sudah bekerja di suatu tempat di kota. Karena harus memulai dari nol, maka bermacam kesulitan dalam bekerja muncul menghadang pemudi ini, awalnya muncul rasa ketakutan dan ragu-ragu di benaknya, apakah dirinya bisa bekerja dengan baik, namun dengan semangat yang tinggi dan memegang petuah dari sesepuh desanya maka pemudi ini berusaha utk menghilangkan rasa ketakutan dan rasa kurang percaya diri ini. Pada akhirnya dengan sikap mental yang luar biasa seperti itu, akhirnya, ia berhasil mengubah nasibnya. Tidak terasa kurang lebih 30 tahun berlalu. Pemudi ini sekarang telah menjadi seorang yang sukses kariernya dalam bekerja. Ia sudah menjadi seorang pimpinan yang terpandang, dihormati dan disegani oleh banyak orang.
Namun dalam segala keberhasilan dan kesibukannya dikota, ia merasa ada sesuatu yang kurang sempurna dan ada perasaan menyesal mengapa sekarang jarang pulang ke desanya, dia merindukan desanya yang tenang, damai tidak sehirup-pikuk kota. Apakah keberhasilan yang dicapai itu adalah suatu langkah yang salah. Dia berusaha untuk mencari jawaban supaya mampu menghilangkan perasaan sesalnya. tapi pikirannya justru bertambah kacau dan tidak terarah. Saat dalam kegamangan itulah ia teringat dengan sang sesepuh yang telah memberinya tiga kata bijak. “Bukankah beliau masih menyimpan tiga kata bijak lagi yang dijanjikan akan diberikannya kepadaku?” gumamnya.
Maka ia pun memutuskan pulang kembali ke desanya dahulu untuk menemui sang sesepuh meminta sisa tiga kata yang dijanjikan. Sayangnya, sesampai di desa, sang sesepuh ternyata sudah meninggal dunia. Tetapi ada sepucuk surat wasiat yang ditinggalkan untuknya. Rupanya sang sesepuh sudah memperkirakan bahwa kelak suatu hari pemudi itu pasti akan kembali. Secepatnya dibukalah surat wasiat itu, dan didalamnya berisi pesan tiga kata yang artinya Jangan Pernah Menyesal! No, Regret!
Begitu selesai membaca kata-kata jangan pernah menyesal secara spontan perasaan menyesal yang membebaninya selama ini langsung hilang, perasaannya menjadi ringan, plong dan gembira. Ia sudah mengambil keputusan untuk terus maju
Sungguh berbobot enam kata bijak tadi. Jangan pernah takut, dan jangan pernah menyesal. Tidak terkecuali, Anda, saya dan kita semua juga membutuhkan enam kata bijak tadi. Jika ingin menciptakan kehidupan yang lebih baik, mau mengubah harapan menjadi nyata, pasti, kita membutuhkan tiga kata bijak pertama jangan pernah takut untuk maju. Kata bijak ini mengandung motivasi yang dapat melahirkan kekuatan keberanian untuk bertindak. "Jangan Pernah Takut Merubah Sesuatu menjadi baik, Jangan pernah takut untuk menerima tantangan, Jangan Pernah takut untuk belajar, Jangan pernah takut untuk Mencoba dan Memulai! Jangan Pernah Takut Mengemban Tanggung Jawab yang Lebih Besar!
Namun ada kalanya, keberhasilan yang dicapai itu ada sesuatu konsekwensi yang harus kita terima. Hambatan demi hambatan seolah memang diciptakan untuk menghadang kita. Perjuangan pun bisa gagal total. Ini bisa membuat kita merasa diliputi ketidakpuasan, kecewa, penyesalan. Kadang ada sesuatu yang dulu pernah kita terima harus hilang dan kita merasa kecewa.
Pada situasi seperti ini, tiga kata berikutnya, jangan pernah menyesal, bisa menjadi kunci kebangkitan kita. Buang jauh-jauh pikiran negatif. Penyesalan tidak akan dapat mengubah apa pun, malah hanya membebani dan menghambat langkah kita ke depan.
Kita sudah mengambil keputusan untuk maju, jangan pernah disesali kembali apapun konsekuensi yang akan kita terima nanti didepan.
Mampu menerima hasil perjuangan apa adanya adalah bijaksana, tetapi mau tetap bangkit dengan apa adanya kita hari ini adalah luar biasa!!! Selama kita telah berjuang memberikan yang terbaik dari yang kita miliki, apapun hasilnya, sukses atau gagal, yang pasti semangat perjuangan itu telah memiliki nilai kesuksesan tersendiri! Jangan pernah takut! Jangan pernah menyesal!"
“ Jangan takut mencoba!
Jangan takut memulai!
Bila telah diperjuangkan dengan sungguh-sungguh, hasilnya sukses atau gagal, sesungguhnya semangat perjuangan itu telah memiliki nilai kesuksesan tersendiri!
Jangan pernah menyesal!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar