Arung Jeram merupakan salah satu olahraga yang tergolong beresiko tinggi. Itulah sebabnya olahraga ini sarat dengan standar dan prosedur yang harus ditaati demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Inti dari kegiatan ini adalah kerjasama yang tangguh dalam melewati setiap jeram yang memang sulit diprediksi sebelumnya.
Satu-satunya alat yang dipergunakan-selain perahu karet-adalah dayung (fadel). Dayung pun digerakkan mengikuti komando yang dipimpin oleh seorang skipper (Kapten). Terkadang kapten berteriak untuk mengomandoi awaknya agar belok kekiri atau untuk mendayung lebih kuat. Kadang ia bersuara normal dalam memberikan pengarahan . Sang kapten kelihatan “galak”, justru pada saat menghadapi jeram yang membahayakan. Semua anggota dilarang keras untuk mengambil inisiatif sendiri, baik berhenti mendayung maupun mendayung duluan tanpa diperintah.
Irama dayung mengikuti awak yang berada paling depan, sedangkan kapten berada pada posisi dibelakang. Semua awak tidak merasa dimarahi oleh Sang Kapten karena semua merasa bukan tunduk pada Sang Kapten, melainkan tunduk dan taat pada standar keselamatan perjalanan perahu tersebut.
BUKANKAH secara makro, perjalanan kehidupan perusahaan mirip dengan kegiatan arung jeram?
Ditengah-tengah ombak ketidakpastian maka semua team (pegawai) seharusnya dan sepatutnya tunduk dan taat pada sistem / SOP, aturan dan prosedur yang berlaku secara konsekuen.
Ibarat jeram yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, begitupun setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan eksternal perusahaan. Tidak ada kesempatan untuk mencari pembenaran, apalagi untuk mengelak. Hampir tidak ada waktu maupun celah untuk mencari siapa yang salah, terutama dalam situasi kompetisi yang pelik ini.
Satu-satunya cara mengarungi “jeram-jeram” perusahaan saat ini adalah dengan memelihara kekompakan tim. Ambisi yang berlebihan dari tiap anggota tim (pegawai) untuk meraih jabatan di perusahaan tanpa melihat kompetensi, justru akan membuat perusahaan semakin tidak terarah.
Layaknya seorang Skipper (kapten) perahu, setiap pemimpin di tiap lini manapun di perusahaan seyogyanya harus mampu memainkan peran yang proporsional dan profesional. Seorang kapten tidak akan merasa ewuh pakewuh (tidak enak hati) untuk menegur dengan keras awaknya yang tidak menjalankan prosedur dengan benar.
Seorang kaptenpun tidak perlu menerima pujian atau fasilitas dan pelayanan dari awaknya karena kepemimpinannya yang baik. Tujuan mereka semata-mata adalah sampai di tujuan dengan selamat dan semua peserta mampu menikmati perjalanan yang penuh tantangan tatangan tersebut.
Dalam proses kerja yang kita lakukan setiap hari dan telah menjadi rutinitas pekerjaan kita, merupakan hal yang sangat penting untuk disadari bersama, bahwa kepemimpinan yang berjalan sesuai dengan fungsi dan peranan yang proporsional dan profesional, akan sangat menjadikan elemen pendukung yang sangat krusial dalam menghasilkan sebuah hasil kerja yang sempurna.
Selain dari faktor kepemimpinan yang sangat profesional dalam implementasi sistem yang telah berjalan, pemahaman dan “tunduk” terhadap sistem, aturan dan prosedur kerja yang berlaku.
Dengan peranan kita semua dari lini terbawah sampai lini teratas mengerti dan mampu memaknai sebuah S.O.P atau prosedur pekerjaan dan menjalankannya dengan baik atas kesadaran dan tanggung jawab, maka akan sangat maksimal untuk menghindari kesalahan yang mengakibatkan “jeram-jeram” semakin besar dan tidak terkontrol.
Pertanyaannnya adalah : Sudahkah kita memiliki dan menjalankan S.O.P dan sistem dengan benar ??, Sudahkah kita menyadari bahwa S.O.P dan sistem ataupun yang disebut prosedur dapat diimplementasi dengan baik dan benar dari Lini bawah sampai Lini atas ?. Apakah kita sebagai seorang pemimpin dan seorang pimpinan sudah melakukan kontrol yang baik terhadap jalannya sistem dan prosedur??. Karena ini adalah yang terpenting dalam mencapai tujuan bersama dalam perusahaan dan organisasi maka kita harus melebur sebagai seorang Kapten (Skipper) seperti layaknya ber-Arung Jeram. Sebaliknya, sebagai awak kita harus memahami dan mampu menerapkan serta bertanggung jawab untuk mengikuti segala aturan dan prosedur dalam melakukan aktivitas, jika kita tidak tahu atau kurang paham dengan hal ini, maka hal terpenting adalah mengacu kepada apa yang diucapkan oleh Skipper (kapten).
Satu-satunya alat yang dipergunakan-selain perahu karet-adalah dayung (fadel). Dayung pun digerakkan mengikuti komando yang dipimpin oleh seorang skipper (Kapten). Terkadang kapten berteriak untuk mengomandoi awaknya agar belok kekiri atau untuk mendayung lebih kuat. Kadang ia bersuara normal dalam memberikan pengarahan . Sang kapten kelihatan “galak”, justru pada saat menghadapi jeram yang membahayakan. Semua anggota dilarang keras untuk mengambil inisiatif sendiri, baik berhenti mendayung maupun mendayung duluan tanpa diperintah.
Irama dayung mengikuti awak yang berada paling depan, sedangkan kapten berada pada posisi dibelakang. Semua awak tidak merasa dimarahi oleh Sang Kapten karena semua merasa bukan tunduk pada Sang Kapten, melainkan tunduk dan taat pada standar keselamatan perjalanan perahu tersebut.
BUKANKAH secara makro, perjalanan kehidupan perusahaan mirip dengan kegiatan arung jeram?
Ditengah-tengah ombak ketidakpastian maka semua team (pegawai) seharusnya dan sepatutnya tunduk dan taat pada sistem / SOP, aturan dan prosedur yang berlaku secara konsekuen.
Ibarat jeram yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, begitupun setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan eksternal perusahaan. Tidak ada kesempatan untuk mencari pembenaran, apalagi untuk mengelak. Hampir tidak ada waktu maupun celah untuk mencari siapa yang salah, terutama dalam situasi kompetisi yang pelik ini.
Satu-satunya cara mengarungi “jeram-jeram” perusahaan saat ini adalah dengan memelihara kekompakan tim. Ambisi yang berlebihan dari tiap anggota tim (pegawai) untuk meraih jabatan di perusahaan tanpa melihat kompetensi, justru akan membuat perusahaan semakin tidak terarah.
Layaknya seorang Skipper (kapten) perahu, setiap pemimpin di tiap lini manapun di perusahaan seyogyanya harus mampu memainkan peran yang proporsional dan profesional. Seorang kapten tidak akan merasa ewuh pakewuh (tidak enak hati) untuk menegur dengan keras awaknya yang tidak menjalankan prosedur dengan benar.
Seorang kaptenpun tidak perlu menerima pujian atau fasilitas dan pelayanan dari awaknya karena kepemimpinannya yang baik. Tujuan mereka semata-mata adalah sampai di tujuan dengan selamat dan semua peserta mampu menikmati perjalanan yang penuh tantangan tatangan tersebut.
Dalam proses kerja yang kita lakukan setiap hari dan telah menjadi rutinitas pekerjaan kita, merupakan hal yang sangat penting untuk disadari bersama, bahwa kepemimpinan yang berjalan sesuai dengan fungsi dan peranan yang proporsional dan profesional, akan sangat menjadikan elemen pendukung yang sangat krusial dalam menghasilkan sebuah hasil kerja yang sempurna.
Selain dari faktor kepemimpinan yang sangat profesional dalam implementasi sistem yang telah berjalan, pemahaman dan “tunduk” terhadap sistem, aturan dan prosedur kerja yang berlaku.
Dengan peranan kita semua dari lini terbawah sampai lini teratas mengerti dan mampu memaknai sebuah S.O.P atau prosedur pekerjaan dan menjalankannya dengan baik atas kesadaran dan tanggung jawab, maka akan sangat maksimal untuk menghindari kesalahan yang mengakibatkan “jeram-jeram” semakin besar dan tidak terkontrol.
Pertanyaannnya adalah : Sudahkah kita memiliki dan menjalankan S.O.P dan sistem dengan benar ??, Sudahkah kita menyadari bahwa S.O.P dan sistem ataupun yang disebut prosedur dapat diimplementasi dengan baik dan benar dari Lini bawah sampai Lini atas ?. Apakah kita sebagai seorang pemimpin dan seorang pimpinan sudah melakukan kontrol yang baik terhadap jalannya sistem dan prosedur??. Karena ini adalah yang terpenting dalam mencapai tujuan bersama dalam perusahaan dan organisasi maka kita harus melebur sebagai seorang Kapten (Skipper) seperti layaknya ber-Arung Jeram. Sebaliknya, sebagai awak kita harus memahami dan mampu menerapkan serta bertanggung jawab untuk mengikuti segala aturan dan prosedur dalam melakukan aktivitas, jika kita tidak tahu atau kurang paham dengan hal ini, maka hal terpenting adalah mengacu kepada apa yang diucapkan oleh Skipper (kapten).
Kunci Sukses ketaatan pada sistem dan prosedur adalah pengawasan (controling) yang optimal. Ibarat Kapten yang senantiasa memperhatikan fadel (dayung) awaknya serta arah dayung yang dilakukan, demikian pula setiap pemimpin harus mampu melakukan pengawasan yang dilandasi kepedulian (care) yang tinggi.
(JILID II)
Skipper (Kapten) adalah orang yang sangat kompeten dalam melakukan seluk beluk kegiatan arung jeram, dari mulai penyiapan alat – alat, perjalanan, dan setelah kegiatan berlangsung. Dia mampu mengarahkan kemana perahu dijalankan, seberapa jauh harus berbelok, kapan saatnya mundur, dan kapan saatnya maju adalah karena memang dia mampu (kompeten) melakukan hal tersebut.
Ketika ada banyak jeram yang harus dilewati, berdasarkan kompetensi dan analisis kemampuan tim, diapun mampu melewatinya dengan efektif. Oleh karena itu, dalam mengarungi “jeram” perusahaan yang semakin kompetitif saat ini, tidak ada pilihan lain selain para pemimpin di tiap lini haruslah orang yang berkompeten.
Penetapan orang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat pula, diharapkan mampu memimpin biduk perusahaan maupun unit kerjanya untuk tampil maksimal. Ibarat seorang kapten, maka tiap pemimpin di tiap lini di perusahaan pun seyogyanya menguasai setiap sistem, aturan, maupun prosedur yang berlaku untuk tiap – tiap aktivitas kegiatan unit kerjanya. Model pemimpin yang efektif adalah ketika untuk kali pertama ia menunjukan keteladanannya melakukan seluruh sistem dan prosedur dengan baik. Dengan demikian, ia pun mampu dan “berkuasa” untuk melakukan pengawasan dengan optimal.
Para pembaca yang penuh Spirit....
Pada Jilid I kita telah membahas mengenai prosedur kerja yang menjadi dasar dan pegangan untuk dapat mengarungi “jeram” yang bisa muncul tiba-tiba atau tak terduga sekalipun. Titik berat ada pada semua elemen tim didalam organisasi untuk memahami dan menjalankan serta mengimplementasikan secara continue dari level bawah sekalipun sampai level atas sekalipun. Nah, jika kondisi ini bisa sejalan sejajar maka akan muncul keharmonisan dan keserasian didalam tim untuk bisa percaya terhadap apa yang telah dilakukan selama ini memang benar – benar didasari oleh prosedur yang benar dan telah teruji keakuratannya.
Pada Jilid II ini, membawa kita kepada kesadaran berpikir, jika sebuah perahu karet yang dalam kondisi mengarungi jeram – jeram yang sangat besar dan datang bertubi-tubi tanpa adanya Skipper (Kapten) yang mampu mentransfer ilmu sebagai bentuk instruksi dan arahan...maka apa yang akan terjadi pada perahu karet yang sedang ber-Arung jeram ?
Seorang pemimpin memiliki peranan sangat penting didalam mengarungi jeram – jeram yang ada, seorang pemimpin yang tidak hanya sekedar "Pimpinan" belaka mampu membawa perahu mengarungi jeram dan berhasil lolos dari jeram-jeram yang berkecamuk. Implementasinya adalah, pemahaman sistem kerja oleh pemimpin dan pimpinan merupakan hal penting untuk dapat mengendalikan dan mengarahkan organisasi dan tim inti guna meraih keberhasilan yang hakiki yang bertujuan keberhasilan oleh semua anggota yang ada didalamnya. Update informasi dan penerapannya secara lugas dan benar akan memberikan efek manfaat bagi bawahan dan anak buahnya, sehingga kinerja yang dilakukan berdasarkan sistem yang benar dan akurat serta memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Selamat menjadi seorang pemimpin yang hakiki dan memberikan manfaat serta faedah yang berkompeten tinggi guna mentransfer ilmu yang akurat dalam memberikan keberhasilan bagi semua anggota tim yang ada disebuah perahu karet untuk selalu siap menghadapi jeram yang trend-nya selalu berubah-ubah dan tidak dapat dipastikan kehadirannya. Solusi dan strategi dari seorang pemimpin sejati yang berdasarkan prosedurlah yang lebih berarti bagi anggota tim untuk yakin bahwa mereka akan keluar dari Jeram.
Ketika ada banyak jeram yang harus dilewati, berdasarkan kompetensi dan analisis kemampuan tim, diapun mampu melewatinya dengan efektif. Oleh karena itu, dalam mengarungi “jeram” perusahaan yang semakin kompetitif saat ini, tidak ada pilihan lain selain para pemimpin di tiap lini haruslah orang yang berkompeten.
Penetapan orang yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat pula, diharapkan mampu memimpin biduk perusahaan maupun unit kerjanya untuk tampil maksimal. Ibarat seorang kapten, maka tiap pemimpin di tiap lini di perusahaan pun seyogyanya menguasai setiap sistem, aturan, maupun prosedur yang berlaku untuk tiap – tiap aktivitas kegiatan unit kerjanya. Model pemimpin yang efektif adalah ketika untuk kali pertama ia menunjukan keteladanannya melakukan seluruh sistem dan prosedur dengan baik. Dengan demikian, ia pun mampu dan “berkuasa” untuk melakukan pengawasan dengan optimal.
Para pembaca yang penuh Spirit....
Pada Jilid I kita telah membahas mengenai prosedur kerja yang menjadi dasar dan pegangan untuk dapat mengarungi “jeram” yang bisa muncul tiba-tiba atau tak terduga sekalipun. Titik berat ada pada semua elemen tim didalam organisasi untuk memahami dan menjalankan serta mengimplementasikan secara continue dari level bawah sekalipun sampai level atas sekalipun. Nah, jika kondisi ini bisa sejalan sejajar maka akan muncul keharmonisan dan keserasian didalam tim untuk bisa percaya terhadap apa yang telah dilakukan selama ini memang benar – benar didasari oleh prosedur yang benar dan telah teruji keakuratannya.
Pada Jilid II ini, membawa kita kepada kesadaran berpikir, jika sebuah perahu karet yang dalam kondisi mengarungi jeram – jeram yang sangat besar dan datang bertubi-tubi tanpa adanya Skipper (Kapten) yang mampu mentransfer ilmu sebagai bentuk instruksi dan arahan...maka apa yang akan terjadi pada perahu karet yang sedang ber-Arung jeram ?
Seorang pemimpin memiliki peranan sangat penting didalam mengarungi jeram – jeram yang ada, seorang pemimpin yang tidak hanya sekedar "Pimpinan" belaka mampu membawa perahu mengarungi jeram dan berhasil lolos dari jeram-jeram yang berkecamuk. Implementasinya adalah, pemahaman sistem kerja oleh pemimpin dan pimpinan merupakan hal penting untuk dapat mengendalikan dan mengarahkan organisasi dan tim inti guna meraih keberhasilan yang hakiki yang bertujuan keberhasilan oleh semua anggota yang ada didalamnya. Update informasi dan penerapannya secara lugas dan benar akan memberikan efek manfaat bagi bawahan dan anak buahnya, sehingga kinerja yang dilakukan berdasarkan sistem yang benar dan akurat serta memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi.
Selamat menjadi seorang pemimpin yang hakiki dan memberikan manfaat serta faedah yang berkompeten tinggi guna mentransfer ilmu yang akurat dalam memberikan keberhasilan bagi semua anggota tim yang ada disebuah perahu karet untuk selalu siap menghadapi jeram yang trend-nya selalu berubah-ubah dan tidak dapat dipastikan kehadirannya. Solusi dan strategi dari seorang pemimpin sejati yang berdasarkan prosedurlah yang lebih berarti bagi anggota tim untuk yakin bahwa mereka akan keluar dari Jeram.
Nikmatnya melakukan kegiatan arung jeram adalah karena ada jeramnya untuk diarungi. Nikmatnya menjalani kehidupan perusahaan kita adalah justru karena setiap waktu kita berhadapan dengan jeram-jeram kehidupan bisnis yang selalu berubah-ubah. Disinilah kekompakan tim diuji, kompetensi pemimpin diasah, serta sikap mental diarahkan lebih positif.
<<<back Home next>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar